Senin, 09 Februari 2015

HYPNO MARKETING

HYPNO MARKETING

berbicara tentang bisnis maka tidak akan lepas dari bagaimana cara memasarkan produk tersebut ?, dalam mesarkan produk tersebut dapek dikecekan “sarik sarik mudah”, “kadang paretongan alah tapek tapi dilapangan atau di pasa maleset paretongan ko”. Pasar memang sangat sulit diprediksi akan tetapi perusahaan dapat melakukan riset pasar untuk memperoleh informasi tetang pasar (apa yang diinginkan pasar, selera pasar), hal ini menjadi sulit jika perusahaan tidak mampu menganalisis pasar tersebut yang akhirnya membuat perusahaan itu bankrupt, pastilah semua perusahaan tidak mau itu terjadi. Dalam dunia perbankan persaingan adalah suatu yang sangat lumrah. Dari perang bunga, fasilitas dan kualitas layanan perbankan. Dalam persaingan yang sudah termasuk tajam bank harus mampu menarik nasabah dengan menggunakan jurus yang saya sebut “Hypno Marketing” . Rekan - rekan pasti masih ingat ketika bunga kredit cicilan uang Bank XXX 12.06% flat pada saat BI rate 7.5%, bank YYY memberikan bunga 9.6% Anuitas. Menggunakan perhitungan anuitas pihak perbankan sangat untung apalagi nasabah kredit cicilan uang sebagian besar memperbaharui kreditnya tidak lebih dari 2 tahun, hal ini mengakibatkan baki debet yang tinggal masih banyak jika dibandingkan dengan perhitungan flat.














dari skema diatas terlihat perhitungan dengan suku bunga flat dihitung dengan bunga 12.6% dengan tenor 12 tahun sedangkan bunga anuitas dihitung dengan bunga 9.6% dengan tenor yang sama. Pada skema diatas jika nasabah menjalani kredit sampat lunas maka bunga anuitas ini sangat menguntungkan nasabah tersebut. Namun apakah kredit cicilan uang ini akan bertahan sampai lunas, saya pikir tidak, sebagian besar nasabah biasanya setelah dua tahun nasabah akan memperbaharui kredit mereka.




Seperti simulasi diatas terlihat bahwa baki debet dengan sistem bunga anuitas lebih banyak daripada sistem flat.
Disinilah peran Hypno Marketing tersebut, pesaing memanfaatkan kenaikan bunga dengan cara menurunkan bunga tetapi mengubah sistem perhitungan bunganya. Hal ini membuat kesan bahwa bunga pesaing seolah – olah jauh lebih kecil dan ini berhsil menghipnotis nasabah yang bergeser ke bank pesaing. Dengan teknik Hypno Marketing yang dilakukan pesaing menurut saya ada dua solusi yang dapat ditempuh :
  1. menghipnotis nasabah tersebut supaya kembali dengan cara mengikuti langkah yang dilakukan bank pesaing yaitu menurunkan suku bunga dan atau merubah sistem bunga flat dengan anuitas dan mungkin juga memperbesar plafond yang akan diberikan kepada nasabah
  2. menyadarkan nasabah dari hipnotis dengan cara mengkomunikasikan kelemahan dan keuntungan dari perbedaan sistem perhitungan bunga tersebut.
Jika kita memilih alternatif nomor dua maka hal yang harus dilakukan adalah memasang strategi 5-4-1 (alias strategi bertahan), strategi ini digunakan karena kita lagi diserang dengan aktif oleh pesaing dengan perang tarif namun tarifnya dengan sistem perhitungan bunga yang berbeda. Menurut saya langkah defensif ini adalah dengan mengkomunikasikan kepada nasabah kelebihan dengan perhitunga bunga flat. Sehingga nasabah memahami keuntungannya. Dalam komunikasi pasar pihak perbankan harus mampu mengatasi segala macam gangguan komunikasi seperti gangguan fisik, masalah semantik, perbedaan budaya, ketiadaan feedback dan efek status. Setiap jenis gangguan komunikasi ini akan berdampak tidak sampainya informasi yang disampaikan kepada nasabah sehingga nasabah tidak merespon atau salah merespon informasi yang disampaikan oleh petugas bank. Langkah sebaiknya memang harus pihak bank harus tetap menyadarkan nasabah dengan cara komunikasi yang efektif dan berusaha mendapatkan feedback yang baik dari nasabah. Respon atau feedback dari nasabah atau masyarakat dari komunakasi yang diberntuk adalah efek kognitif, efek afektif dan efek konatif.


yang dimaksud dengan efek kognitif adalah Efek yang membentuk kesadaran akan informasi yang disampaikan, Efek Afeksi Adalah Efek yang memberikan pengaruh untuk melakukan sesuatu yang diinformasikan sedangkan efek konatif adalah efek yang membentuk pola prilaku konsumen (nasabah) menjadi loyal atau tidak jadinya nasabah pindah kebank lain.

Dari tipe komunikasi diatas dapat dilihat tipe komunikasi, kemungkinan respon yang akan terjadi dan hasil yang diharapkan terjadi dengan tipe komunikasi yang dibuat oleh pihak perbankan.
Tipe informasi yang pertama adalah informing yang dapat berupa :
  • menginformasikan nasabah tentang suku bunga dan sistem perhitungan bunga
  • mengurangi ketakutan dan kekhawatiran nasabah
  • membangun citra bank
  • menginformasikan keuntungan dan kekurangan suku bunga dan sistem perhitungan bunga
tipe komunaksi kedua adalah persuading yang dapat berupa :
  • mengubah persepsi nasabah tentang suku bunga dan sistem perhitungan bunga
  • mengalihkan perhatian nasabah dari produk pesaing dengan cara “mengintimidasi” atau menjelaskan dengan jelas agar nasabah dapat memahami manfaat dari produk bank
  • mendorong nasabah melakukan eksekusi keputusan untuk memilih produk bank saat itu juga

tipe komunikasi ketiga adalah reminding
  • mengingatkan nasabah tentang kemudahan – kemudahan jika bertransaksi dengan bank
  • membuat nasabah tetap ingat dengan produk bank walaupun nasabah tidak bertransaksi dengan bank
  • menjaga ingatan nasabah untuk tetap memilih produk kita dalam ingatan pertama, hal ini harus dilakukan untuk mencegah hipnotis dari pesaing
kesimpulan dari artikel ini adalah bank harus mampu membuat nasabah tetap ingat dan sadar agar terhindar dari hipnotis pesaing, hal ini perlu kegigihan insan bank untuk selalu mengkomunikasikan informasi kenapa harus memilih jasa kita?, apa perbedaan produk kita?, sistem perhitungan dan suku bunga? Dan kemudahan apa saja yang akan diberikan kepada nasabah?. Semua pertanyaan itu harus mampu dijawab dan dijelaskan secara sempurna sehingga tidak ada gangguan dalam komunikasi kepada nasabah yang imbasnya adalah eksekusi pilihan produk bank.



0 komentar:

Posting Komentar