HYPNO
MARKETING
berbicara
tentang bisnis maka tidak akan lepas dari bagaimana cara memasarkan
produk tersebut ?, dalam mesarkan produk tersebut dapek dikecekan
“sarik sarik mudah”, “kadang paretongan alah tapek tapi
dilapangan atau di pasa maleset paretongan ko”. Pasar memang sangat
sulit diprediksi akan tetapi perusahaan dapat melakukan riset pasar
untuk memperoleh informasi tetang pasar (apa yang diinginkan pasar,
selera pasar), hal ini menjadi sulit jika perusahaan tidak mampu
menganalisis pasar tersebut yang akhirnya membuat perusahaan itu
bankrupt, pastilah semua perusahaan tidak mau itu terjadi. Dalam
dunia perbankan persaingan adalah suatu yang sangat lumrah. Dari
perang bunga, fasilitas dan kualitas layanan perbankan. Dalam
persaingan yang sudah termasuk tajam bank harus mampu menarik nasabah
dengan menggunakan jurus yang saya sebut “Hypno Marketing” .
Rekan - rekan pasti masih ingat ketika bunga kredit cicilan uang Bank
XXX 12.06% flat pada saat BI rate 7.5%, bank YYY memberikan bunga
9.6% Anuitas. Menggunakan perhitungan anuitas pihak perbankan sangat
untung apalagi nasabah kredit cicilan uang sebagian besar
memperbaharui kreditnya tidak lebih dari 2 tahun, hal ini
mengakibatkan baki debet yang tinggal masih banyak jika dibandingkan
dengan perhitungan flat.
dari skema diatas terlihat perhitungan dengan suku bunga flat dihitung dengan bunga 12.6% dengan tenor 12 tahun sedangkan bunga anuitas dihitung dengan bunga 9.6% dengan tenor yang sama. Pada skema diatas jika nasabah menjalani kredit sampat lunas maka bunga anuitas ini sangat menguntungkan nasabah tersebut. Namun apakah kredit cicilan uang ini akan bertahan sampai lunas, saya pikir tidak, sebagian besar nasabah biasanya setelah dua tahun nasabah akan memperbaharui kredit mereka.
Seperti
simulasi diatas terlihat bahwa baki debet dengan sistem bunga anuitas
lebih banyak daripada sistem flat.
Disinilah
peran Hypno Marketing tersebut, pesaing memanfaatkan kenaikan bunga
dengan cara menurunkan bunga tetapi mengubah sistem perhitungan
bunganya. Hal ini membuat kesan bahwa bunga pesaing seolah – olah
jauh lebih kecil dan ini berhsil menghipnotis nasabah yang bergeser
ke bank pesaing. Dengan teknik Hypno Marketing yang dilakukan pesaing
menurut saya ada dua solusi yang dapat ditempuh :
-
menghipnotis nasabah tersebut supaya kembali dengan cara mengikuti langkah yang dilakukan bank pesaing yaitu menurunkan suku bunga dan atau merubah sistem bunga flat dengan anuitas dan mungkin juga memperbesar plafond yang akan diberikan kepada nasabah
-
menyadarkan nasabah dari hipnotis dengan cara mengkomunikasikan kelemahan dan keuntungan dari perbedaan sistem perhitungan bunga tersebut.
Jika
kita memilih alternatif nomor dua maka hal yang harus dilakukan
adalah memasang strategi 5-4-1 (alias strategi bertahan), strategi
ini digunakan karena kita lagi diserang dengan aktif oleh pesaing
dengan perang tarif namun tarifnya dengan sistem perhitungan
bunga yang berbeda.
Menurut saya langkah
defensif ini adalah dengan mengkomunikasikan kepada nasabah kelebihan
dengan perhitunga bunga flat. Sehingga nasabah memahami
keuntungannya. Dalam komunikasi pasar pihak perbankan harus mampu
mengatasi segala macam gangguan komunikasi seperti gangguan fisik,
masalah semantik,
perbedaan budaya, ketiadaan feedback dan
efek status.
Setiap jenis gangguan
komunikasi ini akan berdampak tidak sampainya informasi yang
disampaikan kepada nasabah sehingga nasabah tidak merespon atau salah
merespon informasi yang disampaikan oleh petugas bank. Langkah
sebaiknya memang harus pihak bank harus tetap menyadarkan nasabah
dengan cara komunikasi yang efektif dan berusaha mendapatkan feedback
yang baik dari nasabah. Respon atau feedback dari nasabah atau
masyarakat dari komunakasi yang diberntuk adalah efek kognitif, efek
afektif dan efek konatif.
yang
dimaksud dengan efek kognitif adalah Efek yang membentuk kesadaran
akan informasi yang disampaikan, Efek Afeksi Adalah Efek yang
memberikan pengaruh untuk melakukan sesuatu yang diinformasikan
sedangkan efek konatif adalah efek
yang membentuk pola prilaku konsumen (nasabah) menjadi loyal atau
tidak jadinya nasabah pindah kebank lain.
Dari
tipe komunikasi diatas dapat dilihat tipe komunikasi, kemungkinan
respon yang akan terjadi dan hasil yang diharapkan terjadi dengan
tipe komunikasi yang dibuat oleh pihak perbankan.
Tipe
informasi yang pertama adalah informing yang dapat berupa :
-
menginformasikan nasabah tentang suku bunga dan sistem perhitungan bunga
-
mengurangi ketakutan dan kekhawatiran nasabah
-
membangun citra bank
-
menginformasikan keuntungan dan kekurangan suku bunga dan sistem perhitungan bunga
tipe
komunaksi kedua adalah persuading yang dapat berupa :
-
mengubah persepsi nasabah tentang suku bunga dan sistem perhitungan bunga
-
mengalihkan perhatian nasabah dari produk pesaing dengan cara “mengintimidasi” atau menjelaskan dengan jelas agar nasabah dapat memahami manfaat dari produk bank
-
mendorong nasabah melakukan eksekusi keputusan untuk memilih produk bank saat itu juga
tipe
komunikasi ketiga adalah reminding
-
mengingatkan nasabah tentang kemudahan – kemudahan jika bertransaksi dengan bank
-
membuat nasabah tetap ingat dengan produk bank walaupun nasabah tidak bertransaksi dengan bank
- menjaga ingatan nasabah untuk tetap memilih produk kita dalam ingatan pertama, hal ini harus dilakukan untuk mencegah hipnotis dari pesaing
kesimpulan
dari artikel ini adalah bank harus mampu membuat nasabah tetap ingat
dan sadar agar terhindar dari hipnotis pesaing, hal ini perlu
kegigihan insan bank untuk selalu mengkomunikasikan informasi kenapa
harus memilih jasa kita?, apa perbedaan produk kita?, sistem
perhitungan dan suku bunga? Dan kemudahan apa saja yang akan
diberikan kepada nasabah?. Semua pertanyaan itu harus mampu dijawab
dan dijelaskan secara sempurna sehingga tidak ada gangguan dalam
komunikasi kepada nasabah yang imbasnya adalah eksekusi pilihan
produk bank.
0 komentar:
Posting Komentar