This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 16 Februari 2015

ASSET ATAU PROPERTI TERBENGKALAI

Definisi
Properti Terbengkalai (abandoned property) adalah aset tetap dalam bentuk properti yang dimiliki Bank tetapi tidak digunakan untuk kegiatan usaha Bank yang lazim. Termasuk dalam kegiatan usaha Bank yang lazim adalah properti yang digunakan sebagai penunjang kegiatan usaha Bank dan dimiliki dalam jumlah yang wajar, seperti rumah dinas, properti yang digunakan untuk sarana pendidikan, dan properti lain yang telah ditetapkan untuk digunakan dalam kegiatan usaha dalam waktu dekat (Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/28/DPNP tanggal 31 Juli 2011 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum)

Senin, 09 Februari 2015

Brand Communication Perbankan Syariah di Indonesia


Logo memegang peranan sangat penting. Salah satu kemampuan tercepat manusia dalam memahami sesuatu adalah melalui visualisasi gambar atau lambang yang diterjemahkan sebagai logo. Untuk itu, visi perbankan syariah akan menjadi lebih cepat dipahami melalui peranan logo.

Arti logo bagi perusahaan selain sebagai lambang juga berfungsi sebagai identitas yang mewakili karakter dari suatu perusahaan. IB sebagai induk dan regulator dari bank-bank syariah di Indonesia harus mampu lebih berperan. Bertepatan dengan HUT Bank Indonesia ke-54 tepatnya pada tanggal 2 Juli 2007 Logo IB diresmikan oleh Gubernur Bank Indonesia.

Diresmikannya logo IB di harapkan bisa menjadi logo yang mewakili identitas industri perbankan syariah di Indonesia, memudahkan masyarakat untuk mengenali Layanan Syariah di seluruh Indonesia dan memberi keyakinan dan rasa nyaman bagi masyarakat, yaitu dengan adanya logo berarti produk dan layanan bank sudah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah (adil, seimbang, menjaga kebaikan sosial, beretika).

KAJIAN HUKUM TAKE OVER KREDIT

Tinjauan Tentang Peralihan Kredit

Pengertian Subrogasi
Peralihan kredit (take over) merupakan suatu istilah yang dipakai dalam dunia perbankan dalam hal pihak ketiga memberi kredit kepada debitur yang bertujuan untuk melunasi hutang/kredit debitur kepada kreditur awal dan memberikan kredit baru kepada debitur sehingga kedudukan pihak ketiga ini menggantikan kedudukan kreditur awal. Peristiwa peralihan hutang ini identik dengan peristiwa Subrogasi sesuai pasal 1400 KUH Perdata, yang menyatakan bahwa subrogasi adalah perpindahan hak kreditor kepada seorang pihak ketiga yang membayar kepada kreditor, dapat terjadi karena persetujuan atau karena undang-undang. Peristiwa yang terjadi pada peralihan kredit memenuhi unsur-unsur yang terdapat dalam subrogasi. Subrogasi terjadi karena pembayaran yang dilakukan  oleh pihak ketiga kepada kreditur baik secara langsung maupun secara tidak langsung yaitu melalui debitur yang meminjam uang dari pihak ketiga.

HYPNO MARKETING

HYPNO MARKETING

berbicara tentang bisnis maka tidak akan lepas dari bagaimana cara memasarkan produk tersebut ?, dalam mesarkan produk tersebut dapek dikecekan “sarik sarik mudah”, “kadang paretongan alah tapek tapi dilapangan atau di pasa maleset paretongan ko”. Pasar memang sangat sulit diprediksi akan tetapi perusahaan dapat melakukan riset pasar untuk memperoleh informasi tetang pasar (apa yang diinginkan pasar, selera pasar), hal ini menjadi sulit jika perusahaan tidak mampu menganalisis pasar tersebut yang akhirnya membuat perusahaan itu bankrupt, pastilah semua perusahaan tidak mau itu terjadi. Dalam dunia perbankan persaingan adalah suatu yang sangat lumrah. Dari perang bunga, fasilitas dan kualitas layanan perbankan. Dalam persaingan yang sudah termasuk tajam bank harus mampu menarik nasabah dengan menggunakan jurus yang saya sebut “Hypno Marketing” . Rekan - rekan pasti masih ingat ketika bunga kredit cicilan uang Bank XXX 12.06% flat pada saat BI rate 7.5%, bank YYY memberikan bunga 9.6% Anuitas. Menggunakan perhitungan anuitas pihak perbankan sangat untung apalagi nasabah kredit cicilan uang sebagian besar memperbaharui kreditnya tidak lebih dari 2 tahun, hal ini mengakibatkan baki debet yang tinggal masih banyak jika dibandingkan dengan perhitungan flat.














dari skema diatas terlihat perhitungan dengan suku bunga flat dihitung dengan bunga 12.6% dengan tenor 12 tahun sedangkan bunga anuitas dihitung dengan bunga 9.6% dengan tenor yang sama. Pada skema diatas jika nasabah menjalani kredit sampat lunas maka bunga anuitas ini sangat menguntungkan nasabah tersebut. Namun apakah kredit cicilan uang ini akan bertahan sampai lunas, saya pikir tidak, sebagian besar nasabah biasanya setelah dua tahun nasabah akan memperbaharui kredit mereka.




Seperti simulasi diatas terlihat bahwa baki debet dengan sistem bunga anuitas lebih banyak daripada sistem flat.
Disinilah peran Hypno Marketing tersebut, pesaing memanfaatkan kenaikan bunga dengan cara menurunkan bunga tetapi mengubah sistem perhitungan bunganya. Hal ini membuat kesan bahwa bunga pesaing seolah – olah jauh lebih kecil dan ini berhsil menghipnotis nasabah yang bergeser ke bank pesaing. Dengan teknik Hypno Marketing yang dilakukan pesaing menurut saya ada dua solusi yang dapat ditempuh :
  1. menghipnotis nasabah tersebut supaya kembali dengan cara mengikuti langkah yang dilakukan bank pesaing yaitu menurunkan suku bunga dan atau merubah sistem bunga flat dengan anuitas dan mungkin juga memperbesar plafond yang akan diberikan kepada nasabah
  2. menyadarkan nasabah dari hipnotis dengan cara mengkomunikasikan kelemahan dan keuntungan dari perbedaan sistem perhitungan bunga tersebut.
Jika kita memilih alternatif nomor dua maka hal yang harus dilakukan adalah memasang strategi 5-4-1 (alias strategi bertahan), strategi ini digunakan karena kita lagi diserang dengan aktif oleh pesaing dengan perang tarif namun tarifnya dengan sistem perhitungan bunga yang berbeda. Menurut saya langkah defensif ini adalah dengan mengkomunikasikan kepada nasabah kelebihan dengan perhitunga bunga flat. Sehingga nasabah memahami keuntungannya. Dalam komunikasi pasar pihak perbankan harus mampu mengatasi segala macam gangguan komunikasi seperti gangguan fisik, masalah semantik, perbedaan budaya, ketiadaan feedback dan efek status. Setiap jenis gangguan komunikasi ini akan berdampak tidak sampainya informasi yang disampaikan kepada nasabah sehingga nasabah tidak merespon atau salah merespon informasi yang disampaikan oleh petugas bank. Langkah sebaiknya memang harus pihak bank harus tetap menyadarkan nasabah dengan cara komunikasi yang efektif dan berusaha mendapatkan feedback yang baik dari nasabah. Respon atau feedback dari nasabah atau masyarakat dari komunakasi yang diberntuk adalah efek kognitif, efek afektif dan efek konatif.


yang dimaksud dengan efek kognitif adalah Efek yang membentuk kesadaran akan informasi yang disampaikan, Efek Afeksi Adalah Efek yang memberikan pengaruh untuk melakukan sesuatu yang diinformasikan sedangkan efek konatif adalah efek yang membentuk pola prilaku konsumen (nasabah) menjadi loyal atau tidak jadinya nasabah pindah kebank lain.

Dari tipe komunikasi diatas dapat dilihat tipe komunikasi, kemungkinan respon yang akan terjadi dan hasil yang diharapkan terjadi dengan tipe komunikasi yang dibuat oleh pihak perbankan.
Tipe informasi yang pertama adalah informing yang dapat berupa :
  • menginformasikan nasabah tentang suku bunga dan sistem perhitungan bunga
  • mengurangi ketakutan dan kekhawatiran nasabah
  • membangun citra bank
  • menginformasikan keuntungan dan kekurangan suku bunga dan sistem perhitungan bunga
tipe komunaksi kedua adalah persuading yang dapat berupa :
  • mengubah persepsi nasabah tentang suku bunga dan sistem perhitungan bunga
  • mengalihkan perhatian nasabah dari produk pesaing dengan cara “mengintimidasi” atau menjelaskan dengan jelas agar nasabah dapat memahami manfaat dari produk bank
  • mendorong nasabah melakukan eksekusi keputusan untuk memilih produk bank saat itu juga

tipe komunikasi ketiga adalah reminding
  • mengingatkan nasabah tentang kemudahan – kemudahan jika bertransaksi dengan bank
  • membuat nasabah tetap ingat dengan produk bank walaupun nasabah tidak bertransaksi dengan bank
  • menjaga ingatan nasabah untuk tetap memilih produk kita dalam ingatan pertama, hal ini harus dilakukan untuk mencegah hipnotis dari pesaing
kesimpulan dari artikel ini adalah bank harus mampu membuat nasabah tetap ingat dan sadar agar terhindar dari hipnotis pesaing, hal ini perlu kegigihan insan bank untuk selalu mengkomunikasikan informasi kenapa harus memilih jasa kita?, apa perbedaan produk kita?, sistem perhitungan dan suku bunga? Dan kemudahan apa saja yang akan diberikan kepada nasabah?. Semua pertanyaan itu harus mampu dijawab dan dijelaskan secara sempurna sehingga tidak ada gangguan dalam komunikasi kepada nasabah yang imbasnya adalah eksekusi pilihan produk bank.